Langsung ke konten utama

Sistem Ekskresi Ginjal

Alat ekskresi merupakan sistem organ pada makhluk hidup yang berfungsi untuk mengeluarkan zat – zat sisa metabolisme dalam tubuh agar kesetimbangan tubuh tetap terjaga. Ginjal merupakan salah satu organ yang berfungsi untuk ekskresi pada manusia dan hewan vertebrata (hewan bertulang belakang). Selain ginjal, dalam sistem ekskresi pada manusia dan hewan vertebrata tersebut juga terdapat organ lain, yaitu paru-paru, kulit, dan hati.
Pada bahasan ini, kita akan mengulas lebih jauh tentang fungsi, struktur, dan bagian – bagian dari ginjal pada sistem ekskresi manusia dan hewan vertebrata.
Alat Ekskresi Ginjal Pada Manusia
1. Struktur Ginjal Pada Manusia
Ginjal diselimuti oleh suatu kapsul yang merupakan hasil bentukan dari jaringan serabut. Bagian – bagian ginjal terdiri dari:
  1. Korteks adalah bagian terluar dari ginjal.
  2. Medula adalah bagian dalam dari ginjal. Pada bagian medula ini banyak terdapat pembuluh, pembuluh – pembuluh tersebut menuju ureter yang berujung pada kantung kemih. Kantung kemih inilah yang berfungsi sebagai tempat penampungan urin sementara.
  3. Pelvis adalah ruang kosong yang terdapat di bagian dalam ginjal.
  4. Nefron adalah unit fungsional dan struktural terkecil pada ginjal yang terdiri dari Badan Malpighi. Pada manusia terdapat sekitar satu juta nefron yang masing – masing nefron tersebut mengandung badan Malpighi.
2. Peranan atau Fungsi Ginjal Pada Manusia
Sebagai organ utama yang melakukan proses ekskresi, ginjal memiliki peranan dan fungsi yang sangat penting, yaitu:
  • Mengeluarkan zat sisa seperti urea, kreatin, kreatinin, asam urat, dan zat – zat lain yang bersifat racun.
  • Mengatur tekanan osmosis, dengan cara membuang jumlah garam yang berlebihan dan menahan garam apabila tubuh kekurangan jumlah garam.
  • Mengatur jumlah air dan volume plasma darah yang ada di dalam tubuh.
  • Mengatur PH plasma dan cairan tubuh melalui ekskresi urin yang bersifat basa ataupun asam. 
  • Sebagai penghasil hormon sistem endokrin pada manusia melalui zat renin dan eritropoietin.
Alat Ekskresi Ginjal Pada Hewan Vertebrata
Seperti halnya pada manusia, ginjal pada hewan juga memiliki fungsi yang penting. Namun perbedaan utamanya terletak pada struktur ginjal tersebut. Menurut strukturnya ginjal vertebrata dapat dibedakan menjadi:
  1. Pronefros: ginjal yang tumbuh pada fase embrio atau larva
  2. Mesonefros: ginjal pada tahapan setelah pronefros
  3. Metanefros: ginjal pada hewan dewasa
  4. Opistonefros: ginjal yang terdapat pada hewan – hewan jenis amphibi (amfibi) dan pisces (ikan).
Ginjal pada vertebrata menurut fungsi ekskresi dan strukturnya dapat dibedakan sebagai berikut:
  • Ginjal pada Sistem Ekskresi Ikan (pisces)
Struktur ginjal yang dimiliki oleh ikan adalah sepasang ginjal yang memanjang (opistonefros) dan berwarna kemerah – merahan.
Fungsi ginjal pada ikan sebagian besar sama dengan fungsi ginjal pada umumnya, yaitu untuk mengeluarkan urin.
  • Ginjal pada Sistem Ekskresi Amphibi
Fungsi ginjal pada amfibi adalah sebagai penyaring dan untuk mengeluarkan zat sisa, yang berupa garam-garam mineral dan cairan dari darah.

Struktur ginjal yang dimilikinya yaitu sepasang ginjal (opistonefros) yang berwarna merah kecokelat – cokelatan, dan berada di bagian kanan dan kiri tulang belakang.
  • Ginjal pada Sistem Ekskresi Reptil
Pada reptil, sistem ekskresinya memiliki ginjal yang berupa metanefros yang telah berkembang sejak masa embrio. Selain ginjal, reptil juga memiliki kelenjar kulit pada sistem ekskresinya, yang berfungsi untuk perlindungan diri terhadap musuhnya karena mengeluarkan getah yang berbau.
Saluran ekskresi pada reptil bermuara pada kloaka. Dan bentuk ginjalnya selalu mengikuti bentuk tubuh hewan tersebut, seperti ginjal memanjang pada ular dan ginjal yang melebar pada kura – kura mengikuti struktur tubuh hewan.
  • Ginjal pada Sistem Ekskresi Burung (aves)
Aves memiliki saluran ekskresi yang terdiri dari organ ginjal, paru – paru, dan kulit. Ginjal yang dimiliki burung adalah sepasang metanefros yang berwarna cokelat, tidak bersegmen dan tidak memiliki nefrostoma serta memiliki glomerulus dalam jumlah yang banyak. Ginjal tersebut menyatu dengan saluran kelamin dan berakhir pada kloaka. Ginjal ini berfungsi mengambil zat – zat sisa dari darah dan mengeluarkannya dalam bentuk urine

SUMBER : https://dosenbiologi.com/makhluk-hidup/alat-ekskresi-ginjal

Komentar

Entri Populer

Zat Aditif Pengawet

Pengawet Pengawet merupakan bahan yang sering digunakanuntuk mengawetkan makanan supaya dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Pengawet dapat menghambat mikroorganisme untuk menguraikan makanan sehingga tidak mudah membusuk dalam jangka waktu tertentu. Pengawet makanan ada dua jenis, yaitu pengawet alami dan pengawet sintetik. Pengawet alami dapat berupa gula dan garam. Sedangkan, beberapa jenis zat pengawet sintetik pada makanan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 1.6 Pemanfaatan Zat Pengawet Sintetik Nama Pengawet Sintetik Jenis Bahan Makanan Natrium nitrat Daging olahan Natrium nitrit Daging awetan dan kornet kalengan             Asam benzoat Minuman ringan dan kecap Asam propionate Roti Kalium benzoat Kecap dan saos sumber = http://catatandianakartinisyahnaputri.blogspot.com/2013/01/makalah-kimia-zat-aditif_8004.html

Zat Aditif

a. Pengertian zat aditif Secara umum, zat aditif makanan dapat dibagi menjadi dua yaitu : (a)     Aditif Sengaja yaitu aditif yang diberikan dengan sengaja dengan maksud dan tujuan tertentu, seperti untuk meningkatkan nilai gizi, cita rasa, mengendalikan keasaman dan kebasaan, memantapkan bentuk dan rupa, dan lain sebagainya. Dan kedua, (b)    Aditif Tidak Sengaja yaitu aditif yang terdapat dalam makanan dalam jumlah sangat kecil sebagai akibat dari proses pengolahan. Bila dilihat dari sumbernya, zat aditif dapat berasal dari sumber alamiah seperti lesitin, asam sitrat, dan lain-lain, dapat juga disintesis dari bahan kimia yang mempunyai sifat serupa dengan bahan alamiah yang sejenis, baik susunan kimia, maupun sifat metabolismenya seperti karoten, asam askorbat, dan lain-lain. Pada umumnya bahan sintetis mempunyai kelebihan, yaitu lebih pekat, lebih stabil, dan lebih murah. Walaupun demikian ada kelemahannya yaitu sering terjadi ketidaksempurnaan p...

Organ Pencernaan Utama

Makanan diperlukan tubuh untuk memasok energy keseluruh tubuh. Makan diproses didalm tubuh melalui 4 tahap yaitu : ingesti, ( proses memasukkan makanan kedalam mulut ), digesti ( pencernaan ), absorpi ( penyerapan ), dan defekasi ( pengeluaran ). Pada saat masakan masuk kedalam mulut, proses pencernaan dimulai. Pencernaan merupakan proses memecah makanan menjad molekul kecil sehingga dapat diserap oleh tubuh melalui pembuluh darah. Selanjudnya, molekul makanan dari darah masuk kedalam sel melintasi membrane sel . molekul yang tidk digunakan dan tidak dibutuhkan oleh tubuh akan dikeluarkan dari tubuh melalui system ekskresi seperti keringat dan urine. Makanan yang tidak tercerna berupa fases akan dibuang melalui anus, proses ini disebut dengan defekas Pencernaan makan terbagi atas dua macam, yaitu : pencernaan mekanis dan pencernaan kimiawi. Pencernaan meknis terjadi ketika makanan dikunyah, dicampur dan diremas. Salah satu contohnya terjadi didalam mulut yaitu pada saat ma...